Pendidikan Literasi Digital

Kalau ditanya sedikit penyesalan saat kuliah sarjana dulu, saya bisa jawab adalah saat saya ragu-ragu dalam memilih topik skripsi saya. Draft awal judul skripsi S1 saya adalah ‘Kebebasan Beropini di Media Online’. Tapi karena waktu itu masih minim sekali referensi skripsi tentang media online, dosen saya lalu meminta untuk menggali bacaan sendiri dan merubah metode penelitian menjadi kualitatif. Cupu takut gak beres satu semester, jadilah saya ganti topik mengenai Pengaruh Tontontan Bersifat Prososial Terhadap Pro social Behavior.

Belajar dari situ, saat memilih topik minor thesis master, saya memilih topik yang menarik minat saya and I am really curious to find out.  Something related to tech but I am quite done with digital marketing topics. Dari sehari-hari mengamati perkembangan media digital, cukup jelas bahwa media digital berkembang begitu pesat, namun apakah manusianya sudah siap dalam menggunakan media ini dengan ‘dewasa’? Jadilah topik thesis saya mengenai pendidikan literasi digital di negara berkembang, dimana saya melakukan literature review dan melakukan interview dengan salah satu penggerak pendidikan literasi digital di sekolah Gemala Ananda.

Inti dari thesis saya adalah saat ini kita sudah tidak bisa ‘menahan’ pesatnya penggunaan media digital dalam kehidupan sehari-hari. Kalau melihat ke negara maju seperti Australia, pendidikan literasi digital sudah tertanam dalam kurikulum sekolah, dan sudah terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya (misal menggunakan internet untuk mencari jawaban pertanyaan di pelajaran science, ini mengasah  critical analysis murid untuk active filtering dalam mencari jawaban). Potensi masalah adalah di negara berkembang yang pendidikan digital-nya belum terintegrasi di kurikulum sekolah. Isu-isu seperti memahami pentingnya privasi, pentingnya memilah informasi (jangan asal repost), menjadi pengguna media digital yang aktif (memproduksi konten bukan hanya mengkonsumsi konten) atau mencari informasi dengan efektif dan efesien (avoid information overload) belum terlaksana.  Berikut adalah aktivitas-aktivitas yang dedifinisikan sebagai literasi digital:

01.JPG

Melalui analisa menggunakan activity theory terhadap 30 literatures (riset-riset sebelumnya mengenai usaha pendidikan literasi digital yang dilakukan di berbagai sekolah di negara berkembang), dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan pendidikan literasi digital di sekolah, banyak sekali pihak-pihak yang harus berpartisipasi secara aktif dan banyak faktor kegagalan ditemukan karena tidak adanya kesatuan dari berbagai pihak tersebut. Salah satu temuan yang paling menarik adalah, pentingnya peran seorang school leader (i.e. kepala sekolah) dalam kesuksesan program, karena perannya  sangat penting dalam meng-influence pihak lain, seperti orang tua murid. Berikut adalah hasil dari riset saya, yang memperlihatkan pihak-pihak yang harus dilibatkan dalam program pendidikan literasi digital di sekolah :

02.JPG

Dari hasil contradictions ini, saya membuat School E-Readiness Self Evaluation Framework yang bisa dipakai sekolah dalam merencanakan program pendidikan literasi digital. Bentuknya cukup simpel, ada beberapa set pertanyaan dimana sekolah bisa memberikan nilai dari 1 – 3 dan hasilnya sekolah bisa melihat faktor-faktor yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki sebelum program dijalankan, agar chances kesuksesan program bisa menjadi lebih tinggi. Contoh beberapa pertanyaannya seperti dibawah:

03.JPG

Final step dari thesis saya, saya menguji Self Evaluation Framework diatas untuk meng-asses program eksul iPad di Sekolah Dasar Gemala Ananda melalui Skype interview dengan penggerak program ini.

Perkembangan media digital dan bagaimana menyikapinya semakin menarik, terutama karena Indonesia adalah pasar ’empuk’. Peran sekolah mutlak krusial yet it should be highlighted that the responsibility to develop digital literacy education cannot solely rest on the school leader or teachers shoulder but to create the change, it requires a long-term, incremental process with the support from the whole school’s stakeholders.

For full read on the thesis dan jika tertarik mengenai pendidikan literasi digital dan ingin berkolaborasi dalam bidang ini, I am very open to work together and create some projects. Please reach me on my email mirantidaniar@gmail.com

 

Leave a comment