Our mission is to introduce Saman as widely as possible in Victoria, especially in the city of Melbourne. To make each of us as an ambassador to introduce the beauty of Indonesia. Also to enable regeneration of Saman by embracing membership that is open to everyone regardless their age, nationality or profession. No culture can live, if it attempts to be exclusive – Mahatma Gandhi
Tulisan ini seharusnya saya tulis satu tahun yang lalu saat masih tinggal di Melbourne dan sedang gencar-gencarnya mengembangkan Saman Melbourne, but better late than never. Di post ini saya ingin sedikit cerita tentang proses berdirinya organisasi Saman Melbourne. Sesuai dengan misi diatas, Saman Melbourne didirikan karena kami percaya bahwa jika ingin berkembang, kebudayaan harus dibuat inklusif dan dimiliki banyak orang. Inklusif yang kami maksud adalah untuk bergabung, tidak terbatas pada kalangan tertentu, siapa saja boleh bergabung baik itu pelajar, pekerja, PR, WNI atau WNA, open for everyone. Selain itu, kami juga percaya bahwa untuk berkembang, kami perlu mengkesampingkan kepentingan pribadi dan membentuk tujuan bersama.
Awal mulanya adalah di awal tahun 2015 saat saya mulai berkenalan dengan tari Saman dan bertemu dengan teman-teman yang juga memiliki minat yang sama. Pertunjukan pertama Saman saya adalah di launching organisasi bernama AIYA (Australia Indonesia Youth Association) yang diadakan di University of Melbourne.
My very first Saman performance – AIYA Victoria launch , March 2014
Setelah pertunjukan pertama, mulai berdatangan beberapa tawaran menari lain namun dalam prosesnya saya dan beberapa teman merasa tidak adanya nama dan wadah resmi dari perkumpulan ini membuat beberapa hal menjadi tidak jelas, misal pengaturan pertunjukkan, nama yang kami pakai dan yang lebih penting lagi, apa mungkin kami berkembang lebih besar jika tidak punya struktur organisasi yang jelas dan didasari dengan tujuan bersama?
Akhirnya dengan berbekal niat baik, pertemuanpun diadakan di 197 Peel Street, rumah sewaan saya untuk membahas pendapat semua penari dan merumuskan tujuan ke depan perkumpulan Saman ini. Melalui beberapa perdebatan yang cukup alot (dan seru), akhirnya kami sepakat untuk membentuk Saman Melbourne dan memilih pengurus Saman Melbourne. Kepengurusan Saman Melbourne yang pertama tidak memiliki ketua dan honestly speaking dalam perjalanannya cukup berkerikil karena adanya beberapa perbedaan visi.
Shortly speaking, Saman Melbourne mencoba terus bertahan dan berkarya, melakukan banyak kegiatan-kegiatan seperti gathering, practice, workshop ke sekolah-sekolah, menjalin kerjasama dengan konjen dan membuat performances. When we face challenges, we always look on our mission and the reason why we build the organisation. We really just wanna do something good for Indonesia.
Performance at Alun Alun , March 2014. Video click here.
Workshop at Weeroona College Bendigo, June 2014. Video click here
Alhamdulillah, hingga hari ini Saman Melbourne terus berkembang dan memasuki kepengurusan generasi ketiga. Dari mengikuti Australia’s Got Talent sampai tampil di panggung Fed Square untuk Korea Festival, semakin banyak warga Australia yang ‘kenal’ cantiknya Indonesia. I can proudly say, Saman Melbourne have grown into a healthy organisation. Namun tentunya nafas organisasi ini seperti tongkat estafet dan sangat bergantung pada para pengurusnya. Semoga para pengurus Saman Melbourne saat ini dan para anggotanya bisa terus berkarya dan mengembangkan Saman Melbourne lebih baik lagi. Selengkapnya tentang Saman Melboune bisa dicek di website, Youtube atau Facebook.
Rangkuman perjuangan dan kesenangan Saman Melbourne di tahun kelahirannya, bisa dilihat di video dibawah.
Disclaimer: all photos are taken from Saman Melbourne Facebook
One Comment Add yours