Re-post from January 2013
Saya teringat pembicaraan dengan salah satu teman kantor di lift. Dalam perbincangan singkat itu, dia bertanya tentang beasiswa dan terlontar pertanyaan darinya “gimana sih caranya kok bisa dapat beasiswa? bukannya beasiswa banyak untuk PNS ya?”
Sebenarnya cerita para pemburu beasiswa bisa kita cari dan baca di berbagai blog di internet. Enggak sedikit para penerima beasiswa yang sangat gigih, mencoba berkali-kali dan gak bosen-bosennya mengurus kelengkapan dokumen demi bisa bersekolah di tempat impiannya. Gagal satu kali itu biasa. Dua tiga empat bahkan sampai puluhan kalipun bukan berarti sudah tidak ada harapan untuk pergi. Mayoritas dari kita bukan si bintang berprestasi yang langsung mendapat tawaran saat pertama kali mengajukan aplikasi beasiswa. Membaca kisah-kisah para pemburu beasiswa ini adalah salah satu yang memotivasi saya dulu.
Bagi yang bekerja di sektor swasta, tantangan untuk mendapatkan beasiswa memang lebih besar. Untuk pegawai swasta, kalau dilihat secara umum alokasi beasiswa lebih kecil jika dibandingkan dengan yang bekerja di pemerintahan (PNS). Untuk beasiswa ADS tahun 2012, alokasinya 2/3 untuk public sector (PNS), 1/3 untuk open (umum – swasta) dan 50% untuk targeted sector (lembaga-lembaga yang bekerjasama dengan ADS). Selain mengenai pekerjaan, beasiswa umumnya juga memberikan prioritas pada daerah-daerah tertentu. Misal untuk ADS, 30% diberikan untuk fokus geografi ADS antara lain NTT,NTB, Papua, Papua Barat dan Aceh. Jadi untuk pegawai swasta yang tidak tinggal di daerah-daerah diatas, jangan putus asa dulu ya!
Saya sendiri bekerja sebaga pegawai swasta dan masuk kategori open untuk penerima beasiswa ADS. Terhitung sejak Januari 2011, sudah banyak program beasiswa yang sudah saya coba apply. Ternyata sudah hampir 1 tahun sejak saya gencar mencari beasiswa sampai saya diterima sebagai penerima ADS bulan Februari 2012. Dalam proses berjuang ini, saya merasa mendapat banyak pelajaran berharga. It’s not the destination, but the journey that matters most.
Pelajaran pertama yang saya rasakan adalah persistence atau kegigihan itu penting. Seberapa besar usaha dan niat kita untuk mencapai mimpilah dorongan yang utama. Mimpi dan realitas itu tipis batasnya. Pilihan kita untuk tetap menjadikan mimpi atau kenyataan-lah yang membedakan. Dalam berbagai kegagalan, saya mencoba mencari dan belajar trik trik yang seharusnya saya tulis di formulir aplikasi beasiswa saya. Dan ini bukan sesuatu yang bisa dikasih tau sama orang lain, ini pelajaran yang cuma bisa kita dapatkan dari kegagalan. Failure is simply the opportunity to begin again, this time more intelligently (Henry Ford).
Pelajaran yang saya dapat dari kegagalan adalah pentingnya kesesuaian pilihan bidang kita dengan bidang yang menjadi prioritas si pemberi beasiswa. Dan penjelasan pentingnya bidang yang kita pilih dalam mendukung perbaikan di priority field pemberi beasiswa harus dijelaskan dengan sejelas-jelasnya.
Pelajaran kedua adalah fokus. Mimpi sekolah di luar negeri itu sudah ada sejak saya masih SMP. Tapi sepanjang perjalanan mimpi itu terkubur dan ter-distract sama berbagai hal (masih banyak mau). Fokus itu penting karena kita jadi konsisten dan punya target. Gak sporadis ngerjain berbagai hal. Awal tahun 2011 saya berpikir mimpi ini belum tercapai. Saya putuskan untuk fokus dan gencar cari beasiswa, meski gak ada target dapatnya kapan tapi usahanya konsisten dan fokus. Beasiswa itu banyak, tapi harus rajin baca deadline, persyaratan dan mempersiapkan dokumen-dokumennya. Kalau dibilang rempong ya memang pasti. Apapun mimpi kamu, be focus. Mau punya bisnis sukses, mau jalan-jalan keliling dunia, mau membahagiakan orang lain, be focus to achieve it. Jangan setengah setengah.
Pelajaran terakhir yang sangat penting adalah tangan tangan tidak terlihat yang memberikan jalan. Ya, doa dan pasrah sama yang diatas atau tawakal. Kalau kali ini gagal, memang bukan ini yang terbaik untuk kita. Yakin sudah berusaha yang terbaik dan Insyallah akan dikasih yang terbaik juga sama yang diatas.
Hari disaat mimpi itu menjadi nyata, percayalah semua usaha, kerja keras dan kesabaran itu akan terbayar.
A dream doesn’t become reality through magic; it takes sweat, determination and hard work – Colin Powell
Selamat mengubah mimpi menjadi kenyataan!
Also published on Nengkoala.com